Puri Agung Karangasem Gelar Puncak Karya Baligia, Partai Perindo Bali Apresiasi Generasi Muda Turut Jaga Warisan Adat
Selasa 22 Juli 2025 18:36 WIBKARANGASEM - Keluarga besar Puri Agung Karangasem menggelar puncak upacara Karya Baligia Utama di Taman Sukasada Ujung, Desa Tumbu, Kabupaten Karangasem, Bali, Minggu (20/7/2025).
Karya Baligia Utama ini menjadi istimewa karena merupakan upacara besar yang terakhir kali dilaksanakan puluhan tahun lalu. Ribuan warga Karangasem turut terlibat, serta dihadiri sejumlah pejabat negara mulai dari wakil menteri, gubernur, hingga para keturunan raja se-Nusantara.
“Upacara Baligia yang diadakan Puri Agung Karangasem ini merupakan upacara terbesar, yang ikut dilaksanakan oleh ribuan warga Karangasem. Upacara ini sejak puluhan tahun tidak pernah dilaksanakan dan ini baru diadakan kembali,” kata Plt. Ketua DPW Partai Perindo Bali, I Ketut Putra Ismaya Jaya atau akrab disapa Jro Bima yang turut berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan ini.
Dia mengungkapkan, Partai Perindo Bali mendukung penuh upacara adat dengan membantu sosialisasi lebih dikenal masyarakat, termasuk melalui media massa. “Saya sebagai Plt. Ketua DPW Partai Perindo Bali selalu siap untuk menyumbangkan tenaga dan kontribusi lainnya," ucap Jro Bima.
Dalam puncak upacara Karya Baligia Utama, setelah melewati rangkaian panjang upacara, momen ini menjadi bagian penting dalam menyucikan roh leluhur (atma) agar mencapai alam Siwa Loka dan bersatu dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai Dewa Pitara.
Sebanyak 104 puspa atau simbol roh leluhur yang telah melalui prosesi ngaben disucikan kembali. Dari jumlah tersebut, 17 di antaranya merupakan puspa dari keluarga inti Puri, termasuk Pengelingsir Prof. A.A. Agung Gede Putra Agung dan Anak Agung Istri Agung Raka Padmi. Sisanya berasal dari berbagai wilayah di Karangasem hingga Lombok.
Prosesi dimulai dengan upacara melaspas padma dan bukur, lalu dilanjutkan Mapurwa Daksina yakni ritual mengitari bale piyadnyan sebanyak tiga kali bersama berbagai sarana upakara. Salah satu elemen penting dalam prosesi ini adalah lembu putih, binatang suci dalam kepercayaan Hindu yang menjadi media penyucian atma.
“Ini untuk mewarisi adat istiadat dan budaya leluhur kami untuk anak cucu kami di masa datang. Sebab, warisan terbesar yang dapat diwariskan kepada anak dan cucu bukanlah uang atau hal-hal materi lainnya, melainkan warisan adat istiadat dari para leluhur kami,” ungkap Pengelingsir dan Manggala Puri, Anak Agung Bagus Parta Wijaya yang menjadi penanggung jawab upacara tersebut.
Anak Muda Turut Lestarikan Budaya
Menyoroti upacara di Karangasem ini dan acara adat lain di Bali pada umumnya, Jro Bima juga menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam pelaksanaan upacara sebagai upaya pelestarian budaya. “Kami di Bali selalu melibatkan generasi muda dalam kegiatan adat dengan tujuan warisan adat ini bisa dijaga dan diwariskan kembali kepada generasi yang akan datang,” ungkapnya.
Salah satu cara efektif yang selama ini dilakukan di Bali adalah lewat lomba-lomba budaya antar pemuda yang rutin digelar di tingkat banjar, desa, hingga kabupaten.
Hadiah dan penghargaan yang diberikan membuat mereka lebih bersemangat untuk ikut serta, sehingga budaya tidak hanya terpelihara tetapi juga hidup dan berkembang.
Menurutnya, upaya positif pelestarian budaya di Bali ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain. Namun, dibutuhkan peran aktif dari pemerintah dan perangkat setingkat desa untuk menghidupkan kegiatan serupa.
“Dengan sering mengadakan pentas dan lomba, saya yakin akan banyak anak muda yang tertarik untuk mengenal, mencintai dan menjaga budayanya sendiri,” pungkas Jro Bima.